Sabtu, 28 Agustus 2010

Produksi Gula Merah di Desa Karangrejo



Desa Karangrejo merupakan desa yang terletak di dekat pantai. Di desa ini kaya akan hasil pertanian. Tumbuhan yang paling banyak tumbuh dan produktif di desa ini adalah pohon kelapa. Hal ini dimanfaatkan dengan baik oleh warga Desa Karangrejo. Sebagian besar warga desa ini memproduksi gula merah di setiap rumah mereka. Masing-masing rumah membuat gula merah baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk diperdagangkan.
Namun, hanya beberapa rumah saja yang memproduksi gula merah untuk diperdagangkan baik kepada perusahaan maupun para pengumpul. Rumah-rumah yang memproduksi gula merah dengan skala besar di antara banyak rumah di Desa Karangrejo terletak di Dusun Plesung. Produsen gula merah Dusun Plesung bagian selatan, yaitu Bu Turah, Pak Manten Saliso, dan Ibu Muji. Profesi Bu Turah sebagai pengumpul, Pak Manten Saliso hanya menjual gula merah setengah jadi saja yang 80% masih cair. Gula yang masih cair tersebut akan diambil oleh suatu perusahaan gula di Yogyakarta. Sedangkan Ibu Muji sebagai pembuat gula merah saja. Dia hanya menjual gula merah kepada pengumpul yang sudah menjadi mitra bisnisnya, sehingga dia tidak menentukan harga gula tersebut. Akan tetapi, harga gula tersebut ditentukan oleh para pengumpul. Dia tidak dapat menjual gula tersebut secara ecer kepada orang lain. Dia hanya dapat menjual gula tersebut kepada pengumpul yang sudah menjadi mitra bisnisnya selama ini.

Makanan Khas Pesisir Selatan Jawa Tengah

Inventarisasi Potensi Wisata Kuliner di Sekitar Karanggadung dan Karangrejo
1. Sate Ambal

Sate Ambal adalah makanan khas dari bagian Kabupaten Kebumen, terutama di daerah yang terletak di sepanjang pesisir selatan pulau Jawa. Selain banyak ditemui di Kecamatan Ambal, Sate Ambal juga bisa ditemui di sekitar Pantai Petanahan. Di sepanjang jalur selatan pulau Jawa, warung-warung yang menjual Sate Ambal bisa ditemui dengan mudah. Jika Anda berencana untuk mengunjungi Pantai Petanahan melewati jalur selatan, bisa dipastikan Anda akan melihat warung yang menjual Sate Ambal di pinggir jalan.
Sate Ambal lazimnya menggunakan daging ayam sebagai bahan utamanya. Hal yang paling unik dari Sate Ambal adalah bumbunya yang berbeda dengan sate-sate dari daerah lain. Selain dimakan bersama dengan sambal kecap, Sate Ambal juga dinikmati dengan sambal tempe kedelai yang memberinya rasa yang unik jika dibandingkan dengan sate-sate yang lain. Sebagaimana banyak masakan khas di tanah air, bumbu untuk sambal tempe Sate Ambal ini sangat beragam untuk memberikan rasa yang kuat. Sambal tempe kedelai ini dibuat dengan menggunakan tempe rebus, cabe, bawang, ketumbar, garam dan gula merah. Semua bahan tadi dihaluskan, lalu direbus bersama santan cair sampai mengental.
Selain mendapat rasa yang khas dari bumbu yang diracik untuk sambal tempe kedelai dan sambal kecapnya, Sate Ambal juga menjadi makanan berasa unik karena daging ayam yang disajikan, direndam seharian dengan bumbu perendam khusus sebelum dibakar. Bumbu perendam tersebut dibuat dari bawang merah, bawang putih, ketumbar, jintan, garam, gula merah, jahe dan kemiri. Dengan bumbu perendam demikian, Sate Ambal sudah memiliki rasa yang enak meskipun dimakan tanpa sambal tempe kedelai atau sambal kecap. Tidak seperti Sate Madura atau Sate Ponorogo yang disajikan bersama sambal bumbu, sambal kecap dan sambal tempe kedelai untuk Sate Ambal dihidangkan dalam 2 mangkok kecil yang terpisah agar pengunjung bisa mencicipi rasa daging ayam yang sudah direndam dengan bumbu tersendiri.
Sate Ambal biasa disajikan sebanyak 20-25 tusuk per porsi, dengan irisan-irisan daging ayam yang relatif lebih besar jika dibandingkan dengan sate-sate yang lain.



2. Soto Petanahan

Ada banyak macam soto yang menjadi makanan khas di berbagai daerah di Indonesia. Jika di Jakarta ada Soto Betawi dan di Makassar ada Coto Makassar, di daerah Petanahan kita bisa mencicipi Soto Petanahan. Warung-warung yang menjual Soto Petanahan bisa ditemui di daerah kota kecamatan Petanahan, tidak jauh dari Pantai Petanahan. Jika Anda mengunjungi Pantai Petanahan, jangan lupa untuk menyisihkan waktu untuk mencicipi Soto Petanahan, soto khas Petanahan yang berbeda dari soto-soto khas daerah lain.
Dilihat sepintas, tidak banyak yang membedakan Soto Petanahan dengan soto-soto khas daerah lain. Perbedaan yang paling mencolok adalah jika soto-soto di tempat lain dimakan dengan nasi, Soto Petanahan dimakan dengan lontong. Keunikan Soto Petanahan baru akan terasa apabila kita sudah mencicipinya. Bumbu utama dari Soto Petanahan adalah kuah kacang tanah, yang tidak bisa ditemui di soto-soto lainnya. Jika soto khas daerah lain pada umumnya menggunakan kubis sebagai tambahan di dalam kuah, kita tidak akan menemukan hal yang sama di dalam Soto Petanahan. Selebihnya, isi kuah Soto Petanahan relatif sama dengan soto lainnya. Ada suun, toge, suwiran ayam, daun bawang dan bawang goreng. Bagaimanapun juga, bumbu dalam kuah Soto Petanahan lebih kental, sehingga ia mempunyai rasa yang kuat dan khas.
Di samping suwiran-suwiran daging ayam di dalam kuah, biasanya disuguhkan juga ayam goreng yang utuh, untuk dimakan sebagai tambahan lauk. Dengan begitu, Anda tidak perlu khawatir kekurangan lauk untuk dimakan bersama kuah Soto Petanahan yang lezat.

Potensi Wisata Agro di Karangrejo


Ada banyak jenis tanaman yang dibudidayakan oleh warga Karangrejo. Berikut ini adalah beberapa jenis tanaman yang dianggap paling berkualitas di antara tanaman-tanaman tersebut, beserta penjelasannya masing-masing terkait dengan potensinya sebagai calon penunjang wisata agro:
1.      Pare
Tanaman pare, yang merupakan anggota suku labu-labuan, sering digunakan sebagai sayuran atau obat. Buah pare yang berbentuk memanjang dan bergerigi ini rasanya agak pahit bila dimasak sebagai sayur pelengkap makan. Sementara sebagai tanaman obat, buah pare bermanfaat untuk merangsang nafsu makan, menyembuhkan penyakit kuning, memperlancar pencernaan dan mengobati malaria.
Pare adalah tumbuhan merambat, sehingga ia ditanam dengan menggunakan semacam jaring tali rafia yang bentuknya memanjang untuk tempat merambat. Buah pare yang sudah matang biasanya berukuran lebih besar, lebih padat, berwarna lebih terang dan mempunyai tekstur yang lebih jelas. Waktu yang dibutuhkan tanaman pare untuk tumbuh dewasa sampai memiliki buah yang siap panen biasanya sekitar 40 hari. Jika tanaman pare sudah tumbuh dewasa, buahnya bisa dipanen sebanyak sekitar 15 kali dengan masa panen setiap 4 hari sekali. Jadi, umur tanaman pare biasanya berkisar sekitar 3 - 3,5 bulan. Harga pare berkisar antara Rp 1.700,- sampai Rp 1.800,- per kilogram.
Warga Karangrejo yang membudidayakan Pare: Pak Kades

2.      Cabe
Buah cabe bisa digolongkan sebagai sayuran atau bumbu. Di Indonesia, cabe sangat populer karena kebanyakan masakan khas Indonesia berasa pedas dan membutuhkan berbagai macam bumbu alami. Tanaman cabe banyak dibudidayakan karena ia adalah salah satu tanaman pertanian yang bernilai ekonomi tinggi. Selain itu, ia juga relatif mudah untuk dibudidayakan di dataran rendah.
Buah dari tanaman cabe biasanya baru siap dipanen ketika tanaman berusia sekitar 2,5 bulan. Panen buah cabe selanjutnya biasa dilakukan sekitar 4 hari sekali selama sekitar 2 bulan. Untuk pemupukan sendiri, biasanya dilakukan sekitar 5 hari sekali. Harga jual cabe saat ini adalah sekitar Rp 25.000,- per kilogram.
Warga Karangrejo yang membudidayakan cabe: Warto


3.      Pepaya California
Pepaya California adalah salah satu jenis benih pepaya yang paling bagus. Secara umum, buah Pepaya California berukuran lebih kecil daripada pepaya biasa, namun memiliki rasa yang lebih enak. Seperti pepaya biasa pula, ia berbuah sepanjang tahun dan tidak musiman seperti rambutan atau durian.
Umur yang dibutuhkan oleh satu pohon Pepaya California sampai mempunyai buah yang siap panen biasanya berkisar antara 8 sampai 9 bulan. Setelah pohon Pepaya California mempunyai buah yang matang untuk pertama kali, buah yang tumbuh selanjutnya bisa dipanen sekitar seminggu sekali. Seperti halnya pepaya biasa, buah Pepaya California yang sudah matang berwarna hijau agak kekuning-kuningan. Untuk pemupukannya sendiri, pohon Pepaya California harus diberi pupuk kandang paling tidak 3 kali setahun dan pupuk kimia sekitar 4 sampai 6 minggu sekali. Harga jual Pepaya California adalah sekitar Rp 2.000,- per kilogram.
 Karangrejo yang membudidayakan Pepaya California: Mustolih

Kamis, 12 Agustus 2010

Sekilas tentang Desa Karangrejo

Kantor Desa Karangrejo

Desa Karangrejo secara administratif masuk ke dalam Kecamatan Petanahan Kabupaten Kebumen. Desa Karangrejo berbatasan dengan Desa Munggu dan Desa Karangduwur di sebelah utara, Kecamatan Puring di sebelah barat, Samudra Hindia di sebelah selatan dan Desa Karanggadung di sebelah timur. Desa Karangrejo terletak di bagian selatan Kabupaten Kebumen dan bisa dicapai lewat Jalan Daendels jika Anda berasal dari Yogyakarta atau sekitarnya. Seperti desa-desa lain di sekitarnya, Karangrejo adalah desa pesisir yang banyak memiliki kekayaan alam khas pesisir seperti kelapa dan berbagai hasil laut. Bagaimanapun juga, sektor peternakan dan pertanian Desa Karangrejo juga relatif maju, meskipun ia terletak di daerah pesisir. Desa Karangrejo memiliki sekitar 6.000 orang penduduk, sehingga ia adalah desa dengan penduduk terbanyak di seluruh Kecamatan Petanahan.
Sebagai desa yang terletak di daerah pesisir selatan Pulau Jawa, Desa Karangrejo memiliki area pantai yang berpotensi untuk dijadikan obyek pariwisata. Selain potensi yang ada di areal pantainya, Desa Karangrejo juga memiliki banyak hal lain yang cukup berpotensi untuk dikembangkan sebagai obyek pariwisata. Sektor pertanian Karangrejo bisa dikembangkan menjadi obyek pariwisata agro, karena di Karangrejo banyak warga yang membudidayakan tanaman-tanaman yang menarik seperti pare, cabai dan pepaya California. Selain itu, di Karangrejo banyak terdapat industri rumah tangga pembuatan gula jawa yang bisa dijadikan salah satu aset pariwisata. Desa Karangrejo mempunyai banyak potensi untuk dikembangkan menjadi desa pariwisata.